Selasa, 30 September 2008

Ponpes Jamsaren Sang Penyemai

Sebuah masjid kuno tak seberapa luas tetap berdiri tegak di tengah-tengah bangunan arsitektur modern di dalam kompleks pesantren. Kondisinya masih asri, kuat dan utuh. Suasana umum pesantren yang bersahaja melingkupi kompleks seluas 3.400 meter persegi tersebut. Tak banyak yang tahu, dari pesantren ini telah lahir sejumlah tokoh besar.

Lokasi itu adalah Pondok Pesantren Jamsaren yang berada di Jalan Veteran No 263, Serengan, Solo. Pesantren ini telah mencatat berbagai gejolak dan peristiwa yang terjadi sejak didirikan pada tahun 1750. Bisa jadi pesantren ini merupakan pesantren tertua di tanah air yang masih ada.

Pada masa Paku Buwono IV memerintah Kraton Surakarta dia mendatangkan beberapa ulama untuk mengajarkan Islam kepada rakyat Surakarta. Salah satu yang didatangkan adalah Kiai Jamsari dari Banyumas. Kiai ini tinggal sebuah kampung, sekitar tiga kilometer barat daya kraton.

Kharisma dan pengaruh Kiai Jamsari saat itu segera dirasakan oleh banyak orang. Kampung tempat tinggalnya kemudian diberi nama Jamsaren, yang artinya tempat Kiai Jamsari tinggal. Demikian juga pondok sederhana yang didirikannya, diberi nama Pondok Jamsaren.

Setelah Kiai Jamsari wafat, perannya sebagai ulama dan pengasuh pesantren digantikan oleh Kiai Jamsari II, anak kandungnya. Akhir hidup kiai ini tidak jelas, karena sebagai pendukung aktif perang Diponegoro dia beserta seluruh santrinya memilih meninggalkan pesantren untuk menyelamatkan diri setelah Diponegoro ditangkap.

"Tidak ada informasi mamadai kemana larinya. Namun beberapa tahun terakhir kami mendapatkan kunjungan dari Kediri yang memberi tahu bahwa Kiai Jamsari II lari diri ke Kediri lalu tinggal dan wafat disana. Di Kecamatan Pesantren, Kediri ada desa bernama Jamsaren," ujar Mufti Addin, lurah Ponpes Jamsaren.

Setelah kosong sekitar 50 tahun dalam kondisi terbengkalai, seorang ulama dari Klaten bernama Kiai Idris yang membangun dan mengembangkan kembali pesantren tersebut. Di tangan Kiai Idris inilah Jamsaren mencapai puncaknya.

Selain mengelola Ponpes Jamsaren, Kiai Idris saat itu juga mengelola Madrasah Mamba'ul Ulum yang didirikan Kraton Surakarta. Sejumlah tokoh pergerakan nasional dari berbagai daerah tercatat pernah belajar di madrasah tersebut.

Sedangkan di Jamsaren, ribuan santri dari berbagai penjuru Asia Tenggara datang berguru kepada Kiai Idris yang dikenal sangat 'alim dan juga menjadi mursyid Thariqah Naqsyabandiyah tersebut.

Di antara nama-nama besar yang pernah nyantri Kiai Idris adalah Kiai Mansyur (pendiri Ponpes Al-Mansyur Klaten), Kiai Dimyati (pendiri Ponpes Termas, Pacitan), Syeich Ahmad al-Hadi (tokoh Islam kenamaan di Bali), Kiai Arwani Amin (Kudus), Kiai Abdul Hadi Zahid (pengasuh Ponpes Langitan).

Bahkan setelah Kiai Idris wafat pada tahun 1923, nama besar Jamsaren masih menjadi rujukan bagi para orangtua untuk mengirim anaknya nyantri. Banyak tokoh besar tanah air merupakan lulusan atau pernah belajar agama secara intens di Jamsaren generasi berikutnya.

Sebut saja misalnya Munawir Sadzali (mantan Menag), Amien Rais (mantan Ketua MPR), KH Zarkasyi (pendiri Ponpes Gontor), KH Hasan Ubaidah (pendiri dan pimpinan LDII) serta sejumlah nama lainnya. Jamsaren, sebuah pesantren kuno yang telah menyemai tumbuhnya banyak tokoh di negri ini.

Tokoh sentral yang terakhir memimpin pesantren ini adalah KH Ali Darokah. Setelah KH Ali Darokah wafat tahun 1997, Jamsaren dipimpin oleh sebuah dewan sesepuh. Sedangkan sebagai pelaksana keputusan, semua kegiatan dipimpin Mufti Addin selaku lurah pondok.

Salah satu jejak besar Jamsaren saat ini adalah Yayasan Pendidikan Al-Islam yang didirikan tahun 1926 oleh para alumni dan pengasuh Jamsaren. Lembaga pendidikan ini telah berkembang luas sebagai sekolah favoritdi Jawa tengah dan Jawa Timur dari tingkat TK/RA hingga SMA/MA.

Sedangkan santri mukim di Jamsaren saat ini sekitar 120 santri putra dengan prioritas program tahfidul Qur'an. "Mereka santri mukim disini. Pagi hari akan mengikuti sekolah formal di Al-Islam lalu siang hingga malam tinggal di Jamsaren," ujar Mufti.

Untuk mengisi kegiatan pada bulan ramadhan, kata Mufti, setiap tahun Jamsaren selalu mengadakan pesantren kilat untuk anak-anak usia kelas 3 SD hingga 2 SMP. Selain itu setiap bulan ramadhan juga akan digelar pengajian akbar dengan menghadirkan mubaligh dari berbagai kota. Pilihan Jamsaren tidak bergabung ke ormas keagamaan manapun justru memudahkan pesantren ini menjalin hubungan dengan tokoh dan ormas manapun.

Kelurahan Dukuh, Sukoharjo Juara Lomba Poskamling dan Polmas Tingkat Polda Jateng

Pos Keamanan Lingkungan (Poskamling) dan Perpolisian Masyarakat (Polmas) Kel. Dukuh Kec. Sukoharjo Kab. Sukoharjo senin malam (25/6) telah dinilai oleh Tim penilai Lomba Poskamling dan Polmas Tingkat Polda Jawa Tengah dan meraih juara di tingkat Polwil Surakarta.

Terkait dengan lomba tersebut, Ka Kan Humas Infokom Kab. Sukoharjo Drs. BM Pramono di ruang kerjanya menerangkan bahwa lomba tersebut selain dihadiri oleh Muspida Kab. Sukoharjo, pejabat teras Polwil Surakarta, Kapolres dan jajarannya, Kepala Dinas/Instansi terkait dan Muspika Sukoharjo, juga disaksikan oleh ratusan warga masyarakat Kel. Dukuh yang turut mengikuti jalannya penilaian lomba.

Bupati Sukoharjo, Bambang Riyanto, SH dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Sekretaris Daerah Drs. H. Munawar, M.Hum berpesan agar semangat kebersamaan untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat terus ditingkatkan dengan cara setiap anggota masyarakat tertib melaksanakan siskamling, dan apabila ada permasalahan kamtibmas dapat diselesaikan melalui Forum Komunikasi Perpolisian Masyarakat (FKPM) karena lembaga ini merupakan mitra kepolisian yang terdiri dari unsure tokoh masyarakat, tokoh agama dan generasi muda.

“Dengan aktifnya masyarakat melakukan siskamling ini akan dapat mendeteksi secara dini kemungkinan tindak kriminal serta kemungkinan masuknya jaringan terorisme dari luar Sukoharjo. Karena sering terjadi di lingkungannya ada seorang teroris, masyarakat sekitarnya tidak tahu, hal ini jangan sampai terjadi lagi”, demikian paparnya.

Tim Penilai Lomba Siskamling dan Polmas Tingkat Polda Jateng berjumlah 7 orang yang dipimpin oleh Komisaris Polisi Prawoco. Kehadiran tim Penilai disambut dengan pengalungan untaian melati diiringi tarian reog yang dimainkan oleh anak-anak dari LDII, selain itu kotek lesung dan tari gambyong juga ikut menyemarakkan kegiatan ini.

Kapolwi Surakarta Kombes Pol Yonce Mende yang diwakili oleh AKBP Sunaryono, SH mengatakan bahwa penilaian yang diawali dengan penampilan petugas poskamling dengan memukul kentongan dan nyanyian mengartikan makna tanda bunyi sebuah kentongan yang merupakan alat komunikasi tradisional, selanjutnya dilakukan penilaian simulasi FKPM yang memperagakan penanganan bencana kebakaran, pemecahan perselisihan antar masyarakat dan pencuri yang tertangkap oleh masyarakat. (Harno *Ev) Sumber:http://www.ina.go.id/

Wapres:Pesantren Harus Tanamkan Nilai-Nilai Kebangsaan

Jakarta ( Berita ) : Wakil Presiden Jusuf Kalla mengajak para pengelola pondok pesantren untuk memberikan pendidikan wawasan kebangsaan agar dapat menjadi tumpuan Indonesia di masa mendatang.

Pernyataan Wapres Kalla tersebut disampaikan saat meresmikan Pondok Pesantren Budi Oetomo di Solo Jawa Tengah, Sabtu sebagaimana diungkapkan oleh Humas LDII, Joko Hariyanto, di Jakarta, Minggu (3/06).

Pondok Pesantren Budi Oetomo tersebut merupakan milik Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII). Kehadiran Wapres kebasis LDII di Solo tersebut merupakan yang pertama kalinya.

“Kita ketahui cinta tanah air merupakan sebagian dari iman. Tentu menggabungkan ide pesantren dengan kebangsaan adalah suatu pikiran untuk mendekatkan anak-anak kita bahwa disamping mencintai agama, mencintai kyai juga mencintai tanah air,” kata Wapres.

Wapres menilai jika ada alumni pesantren yang ditangkap karena masalah berat, maka hal itu bukan merupakan kesalahan pendidikan yang ada di pesantren, melainkan adanya pembelokan tujuan.

“Karena itu kita tidak pernah mendengar adanya tawuran antar santri pesantren dan sebagainya. Bahwa ada alumni pesantren yang ditangkap karena perkara berat itu bukan hasil pendidikan pesantren. Tentu itu hasil pendidikan yang berbelok dari tujuan pendidikan pesantren,” tegas Wapres dengan bersemangat.

Pemerintah, tambah Wapres tidak akan membedakan sekolah negeri dengan swasta seperti madrasah. Oleh karena itu, tambahnya, Ponpes Budi Oetomo LDII ini diharapkan memberikan bekal keterampilan pada santrinya agar bisa mandiri ketika terjun di masyarakat.

Wapres menyampaikan kegembiraannya ponpes Budi Oetomo LDII telah mampu menggabungkan nilai budaya dengan nilai-nilai agama. Hal itu, tambah Wapres terlihat dari berbagai laporan masyarakat yang menyebutkan alumni ponpes ini mempunyai akhlakul kharimah ketika sudah terjun di masyarakat.

Dalam kesempatan itu Wapres memberikan sumbangan untuk penyelesaiaan pembangunan mesjid serta pengembangan ponpes Budi Oetomo LDII.

Sementara pimpinan ponpes Budi Oetomo LDII KH M Thoyyibun mengungkapkan ponpesnya telah mengehasilkan hampir 1.000 orang mubaligh dan telah bertugas di berbagai pelosok nusantara. Bahkan beberapa diantaranya berada di mancanegara.

“Pondok sebagai soko guru pendidikan moral bangsa harus mendapat perhatian lebih dari pemerintah,” kata KH Thoyyibun.

Kehadiran Wapres Kalla di ponpes Budi Oetomo LDII Solo tersebut disambut ribuan warga. Wapres juga menyempatkan diri melakukan sholat Mahgrib berjamaah bersama ribuan santri dan warga LDII.

Menurut Ketua DPD LDII Surakarta, H Samsul Bahri, kehadiran Wapres di basis LDII Solo ini merupakan momen bersejarah bagi perkembangan LDII.

“Ini salah satu moment penting dalam sejarah perjalanan ormas LDII, karena Wapres Kalla berkenan menyambangi warga LDII, memberikan arahan dan meresmikan sarana ibadah milik kami,” kata Samsul Bahri dengan tersenyum gembira. (ant)

LDII Wonogiri layani pemudik

Wonogiri (Espos) Untuk membantu kelancaran arus mudik, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Wonogiri membuka posko mudik di kawasan Nambangan, Selogiri.

Rencananya, posko mudik ini dioperasikan pada H-3 hingga H+4 Lebaran. “Ini kontribusi LDII Wonogiri terhadap terwujudnya keamanan dan kenyamanan selama arus mudik,” terang ketua LDII Wonogiri, Joko Santosa, kepada Espos, di Wonogiri, Selasa (23/9).

Ditambahkan Joko, di posko mudik LDII tersebut, para pemudik dapat beristirahat melepas penat, karena posko menyediakan musala, tempat beristirahat serta makanan dan minuman kecil. - Oleh : ewy (Sumber: http://www.solopos.co.id/zindex_menu.asp?kodehalaman=h42&id=81969)

Kamis, 18 September 2008

Mega Ungguli SBY

JAKARTA (Joglosemar): Mendekati Pemilu 2009, bukan hanya para politisi dan Parpol yang sibuk menggalang dukungan. Lembaga survei juga sibuk melakukan penelitian untuk mengetahui tingkat partisipasi bahkan aspirasi rakyat saat Pemilu kelak.
Sigi terbaru dilakukan oleh Taylor Nelson Sofres plc, perusahaan riset internasional untuk National Leadership Center (NLC). Dalam survei terbaru itu, Megawati menang tipis dari Susilo Bambang Yudhoyono jika Pemilu digelar saat ini.
Menurut Direktur NLC Taufik Bahaudin, survei digelar di 30 provinsi pada 18-29 Juli 2008. Teknik survei dengan wawancara terhadap 2.000 responden yang punya hak pilih.
“Megawati dan SBY bersaing ketat. Megawati mendapatkan satu angka di atas SBY dengan kemungkinan margin of error 5 persen dan tingkat keyakinan 95 persen,” kata Taufik, Kamis (28/8).
Dibawah Megawati
Dikatakan, dalam survei, responden diajukan dengan 12 nama calon presiden baik yang sudah resmi diusung partai politik maupun yang belum. Nama SBY, kata dia, berada di bawah Megawati dan itu menunjukkan SBY tidak mengalami kenaikan popularitas.
Prabowo yang menempati urutan ketiga, kata dia, mendapat dukungan 11 persen suara. Sedang Sri Sultan Hamengku Buwono X dipilih 6 persen responden, Wiranto 5 persen responden, Gus Dur 4 persen, Jusuf Kalla 2 persen.
Kandidat lain, seperti Sutiyoso, Akbar Tandjung, dan Surya Paloh masing-masing hanya mendapat 1 persen suara responden. Adapun Amien Rais dan Aburizal Bakrie, kurang dari 1 persen.
Sementara itu, Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan akan maju lagi sebagai calon presiden jika memang dikehandaki rakyat Indonesia. Hal itu disampaikan Ketua Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), Prasetyo Sunaryo usai bertemu Presiden, Kamis.
“Beliau dengan arif menjawab, dengan pertimbangan yang ada, bila memang bermanfaat maka tentu akan maju lagi,” kata Prasetyo. (ant) http://harianjoglosemar.com

LDII Karanganyar Siap Dukung Kinerja PMI

KARANGANYAR (Joglosemar) : Palang Merah Indonesia (PMI) harus berupaya mandiri dan meningkatkan kinerja. PMI jangan hanya tergantung dengan anggaran dari pemerintah.
Demikian disampaikan Ketua PMI Jawa Tengah, Sasongko Tedjo dalam pelantikan pengurus baru PMI Cabang Karanganyar periode 2008-2013 bertempat di Rumah Dinas Bupati Karanganyar, Rabu (26/3). Ia menekankan pentingnya kemandirian demi kinerja PMI yang lebih baik.
‘’Sedikit demi sedikit, kesan PMI tergantung dari pemerintah harus dihilangkan. Ke depan PMI harus bisa seperti organisasi sejenis di negara lain seperti di Jepang, Kanada atau Singapura. Mereka benar-benar lepas dan bisa mandiri,” ungkapnya.
Lebih lanjut Sasongko mengatakan, saat ini masih dimengerti jika PMI masih tergantung dari alokasi dana APBD untuk operasional sehari-hari. Namun demikian, menurutnya hal tersebut harus tetap diimbangi dengan upaya mencari dana sendiri, misalnya melalui Bulan Dana PMI, atau donatur lain yang tidak mengikat.
“Yang harus digarisbawahi, PMI lembaga sukarela, sehingga seluruh aktivitasnya didasari pada kerelaan. Karena itu tugas pengurus mencari relawan sebanyak-banyaknya untuk mendukung tugas dan menyukseskan kiprah PMI di masyarakat,” kata dia.
Ketua PMI Karanganyar yang baru, Tony Haryono mengatakan, bersamaan dengan pelantikan pengurus baru, telah dilakukan pula penandatanganan kerja sama PMI dengan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) keagamaan serta Ormas lain dan instansi pemerintahan Kabupaten untuk mendukung kinerja PMI ke depan.
Ormas dan instansi tersebut yaitu Depertemen Agama Kabupaten, Majelis Tafsir Alquran (MTA), Muhammadiyah, NU, LDII, Forum Komunikasi Umat Katolik, Dewan Mesjid Indonesia, serta beberapa instansi pemerintah
“Kami juga bekerja sama dengan Dinas P dan K untuk menggiatkan pelajar se-Karanganyar dengan membentuk Palang Merah Remaja (PMR) di seluruh sekolah. Selain itu juga bekerja sama dengan Dinas Kesehatan untuk penggunaan mobil ambulans serta mobil operasional.” (dhi) http://harianjoglosemar.com

Kompetisi Divisi I Persis : TNH Inginkan Start Sempurna

SOLO (Joglosemar) : Mengusung predikat runner up pada musim kompetisi sebelumnya. Tim Tunas Nusa Harapan (TNH) serius membidik target tiga poin saat bertemu rivalnya tim Mars. “Kami ingin start bagus dan tentunya ya harus dengan kemenangan,” ujar sang pelatih TNH, Triyanto kepada Joglosemar Selasa (11/3) kemarin. Bentrok kedua tim dalam lanjutan Kompetisi Divisi I Persis bakal berlangsung Rabu (12/3) siang ini di Stadion R Maladi.
TNH sendiri diakui Triyanto awalnya memang sempat mengalami kesulitan pemain. Beberapa pemainnya hijrah ke klub lain lantaran alasan pekerjaan maupun kuliah. Kenyataan itu membuat manajemen tim dikomandoi manajer tim, Darmawan langsung bergerak.
Tak Canggung
Materi lama seperti mantan wingback Persis, Didik Kuntadi, kemudian stopper LDII, Bachrudin Tyson serta penjaga gawang, Lalang direkrut bergabung dengan pasukan Gedongan. “Kini tim kami kembali solid dan tentunya siap memenangi partai penting melawan Mars,” lanjut mantan bek kiri Persis tersebut.
Menurut Tri, mengalahkan Mars bukanlah pekerjaan mudah. Selain tengah menyiapkan strategi. Timnya juga terus mengasah mentalitas pemain mudanya. Serangkaian ujicoba latihan dengan menghadirkan pemain tamu eks Divisi I Nasional seperti Wahyu Teguh, Haryanto “Tommy” Prasetyo, Ahmad Arief, Iksan Sarjanto dilakukan. “Kini pemain muda kami tak canggung lagi dan besok siang (hari ini-red) tinggal memainkan taktik 3-5-2 dan mengajak Mars adu fisik,” imbuh dia.
Kubu lawan, Mars tak boleh dipandang remeh. Salah satu klub tua di Solo itu bakal tampil dengan materi pemain yang sarat pengalaman. Sebut saja nama mantan penyerang PSSI U-16, Ricky Kristendi kemudian Mulat (eks Persibo Bojonegoro), Agus Eko, Harun dan mantan striker Pemda, Tofa. Ditambah lagi Mars musim ini dibantu penasehat teknis, Sriwidadi. Pertemuan TNH-Mars sendiri terbilang klasik. Mengingat kedua tim selama ini saling mengalahkan baik di even turnamen maupun kompetisi. (nud) http://harianjoglosemar.com

LDII Karanganyar Digandeng Galang Dana Abadi

CANGAKAN (Joglosemar): Kepengurusan Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Karanganyar yang akan dilantik Selasa (25/3) berusaha menggandeng semua komponen masyarakat. Pengurus akan menjalin kerja sama dengan organisasi keagamaan seperti Nahdlatul Ulama (NU), Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), Majelis Tafsir Al-Quran (MTA), Muhammadiyah dan lainnya. Tujuannya untuk membentuk dana abadi yang akan dipergunakan untuk bencana alam dan memberdayakan potensi masyarakat.

Penegasan tersebut disampaikan TA. Gunawan, Kepala PMI Cabang Karanganyar kepada Joglosemar, Rabu (12/3). Gunawan menjelaskan, kepengurusan yang baru diharapkan lebih enerjik dan meningkatkan kinerja. Gunawan menambahkan, tujuan dari dibentuknya kerja sama adalah untuk memberdayakan potensi yang ada di masyarakat dengan menggalang dana abadi sebesar Rp 1 miliar. (lea)

Peringatan Hari Kebangkitan Nasional : Ratusan Warga Demo Tolak BBM

GLADAG (Joglosemar): Bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional, ratusan warga yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Menggugat (Armet) melakukan aksi unjuk rasa di bundaran Gladag, Selasa (20/5).
Dalam dilakukan dengan mengumpulkan tanda tangan, menolak berbagai kebijakan pemerintah pusat. Aksi yang juga didukung oleh DPC PDIP Solo tersebut sempat membuat beberapa ruas jalan macet.
Bahkan, Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo terlihat memberikan orasi. Secara umum, mereka menuntut beberapa hal, antara lain menolak kenaikan harga BBM dan BLT, menolak konversi minyak tanah, dan menuntut turunnya harga kebutuhan pokok, pendidikan dan kesehatan gratis untuk rakyat.
Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo yang saat itu mengenakan topi caping berdiri memberikan orasinya di hadapan pegunjuk rasa. Sebagai pejabat yang senantiasa mengemban amanah rakyat, dia menyatakan mendukung sepenuhnya keinginan rakyat.
“Saya berada di sini karena rakyat. Maka dengan ini saya mendukung sepenuhnya aksi rakyat untuk menolak kebijakan pemerintah yang sangat merugikan rakyat,” ucapnya berapi-api.
Sebelumnya, di hari yang sama, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) UNS juga menggelar aksi yang serupa di Gladag. Dalam aksi itu, mereka membakar kardus bertuliskan BBM.
Mereka menilai, pemerintahan SBY gagal menyejahterakan rakyat. Karena itu mereka menyerukan dan mengimbau rakyat untuk memilih pemimpin nasional yang pro rakyat dan menyerukan semangat kebangkitan nasional yang lebih progresif dengan kontribusi konkret untuk seluruh warga.
Sehari sebelumnya, Senin (19/5), sebanyak 44 orang Pengurus Anak Cabang (PAC) dan Pengurus Ranting PDI Perjuangan di Kecamatan Jebres mendatangi rumah Walikota Solo di Loji Gandrung. Kedatangan mereka untuk menyampaikan penolakan terhadap rencana pemerintah yang akan menaikkan harga BBM dan rencana konversi minyak tanah.
Di hadapan Walikota, Joko Widodo, Koordinator Lapangan PAC PDI Perjuangan Kecamatan Jebres, AR Atok Handyatmo menyampaikan bahwa kenaikan harga BBM menunjukkan kegagalan pemerintah dalam menegakkan kedaulatan dan melindungi ketahanan energi dan ekonomi Indonesia.
Dengan tema kebangkitan dilangsungkan juga di Hotel Sahid Jaya dialog interaktif satu abad kebangkitan nasional ”Membangun Kekuatan Kebangsaan di Atas Keberagaman.” Hadri sebagai pembicara Dandim 0735/Surakarta Letkol Inf Sadputro Adi Nugroho, Ketua PMS Sumartono Hadinoto dan Wakil Ketua LDII Surakarta Samsul Bahri (aje/ken/gad) (http://harianjoglosemar.com)

Minibus Pengajian Masuk Jurang

GEDONG (Joglosemar): Sebuah Minibus AD 1581 BG sarat penumpang, Minggu (20/1), masuk jurang persis di Jembatan Gedong, Ngadirojo.
Kecelakaan tersebut tidak menimbulkan korban jiwa, namun 14 penumpang bus mengalami luka-luka dan dilarikan ke RS Medika Mulya Ngadirojo. Diduga kecelakaan tersebut akibat rem blong. Kasus ini masih dalam pengusutan petugas Unit Laka Lantas Polres Wonogiri.
Keterangan diperoleh Joglosemar menyebutkan, mini bus sarat muatan dicarter rombongan pengajian Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) dari Dusun Pucanganom Kidul, Desa Pucanganom Kecamatan Giritontro untuk menghadiri pengajian di Mesjid LDII Bulusulur. Perjalanan dari Giritontro hingga Bulusulur mini bus tersebut berjalan dengan lancar tanpa adanya gangguan.
Namun saat akan melintas di kawasan Gedong sebelum jembatan, tiba-tiba remnya blong. Pengemudi Andri (20), warga Bayemharjo, Giritontro tak bisa mengendalikan laju mini bus tersebut.
Karena pengemudi kehilangan keseimbangan dan panik, akhirnya mini bus dibanting ke kanan hingga masuk jurang bersama 27 penumpang. Dari seluruh penumpang itu 14 mengalami luka-luka.
Mereka yang dirawat RS Medika Mulya: Mistiyem (42), Pariyem (50), Kasih (30), Tumijem (40), Misih (75), Maryati (53), Sukini (44), Tarmi (40), Sumarni (38), Sarni (40), Sukini (32), Tukini (44), Halimah (39) dan bayi berusia 3 bulan bernama Yusuf AA.
Pengemudi mini bus Andri, kepada wartawan mengatakan, mobilnya dicarter ibu-ibu rombongan pengajian LDII dari Pucanganom Kidul Pucanganom Giritontro hendak mengikuti pengajian di Mesjid LDII Bulusulur Wonogiri. “Biasanya saya jadi kernet, sopirnya Sumardi. Karena Pak Sumardi ada keperluan, saya terpaksa yang mengemudikannya,”ujar dia. (sus