Pria kelahiran Solo, 14 Maret 1967 ini mengaku selalu belajar di manapun ia berada. Media yang digunakan pun tak terbatas. “Di rumah saya belajar, di lingkungan masyarakat saya juga belajar. Bahkan dari tamu yang datang ke rumah, saya biasa belajar suatu hal. Dengan cara itu, saya bisa mendapatkan sesuatu yang baru. Sehingga hidup terasa lebih ringan dan menyenangkan,” jelasnya saat ditemui Espos di kediamannya belum lama ini.
Selain rajin belajar, suami Helmiya Rofi’ah ini juga berusaha menjaga keistikamahan dalam berdakwah dengan senantiasa meluruskan niat hanya karena Allah SWT. “Dakwah adalah kewajiban setiap muslim. Ketika seseorang berdakwah karena memiliki motivasi duniawi, dia akan mudah goyah ketika suatu kali diuji Allah SWT,” jelasnya.
Ayah dari lima orang anak ini, aktif dalam organisasi dakwah sejak usia 20 tahun. Latar belakang keluarganya yang sangat memperhatikan pendidikan agama, menjadikan Ustad Syamsul akrab dengan dunia dakwah. Mencermati kondisi umat saat ini, Ustad Syamsul menjelaskan gairah umat Islam untuk melaksanakan nilai-nilai Islam sudah meningkat. Salah satu buktinya, ibadah haji yang harus dilaksanakan dengan biaya tinggi, selalu diminati banyak muslim. “Saya berharap kondusivitas umat yang selama ini terbangun, tetap terjaga. Hendaknya seluruh muslim saling toleransi dalam perbedaan, karena perbedaan pemahaman tentang ajaran Islam adalah sunatullah. Dengan demikian, akan terbangun sinergisitas menuju persatuan dan kesatuan umat,” imbuhnya.
Terkait penilaian sebagian masyarakat yang menganggap bahwa muslim yang tergabung dalam LDII, orangnya eksklusif, Syamsul membantah hal itu. “LDII adalah organisasi kemasyarakatan yang tidak jauh berbeda dengan Ormas lainnya. Selama ini tidak ada ajaran LDII yang menyimpang dari nilai-nilai Islam. Kalaupun ada anggota LDII yang eksklusif, bukan merupakan ajaran LDII,” terangnya. - ewt (http://solopos.co.id)